Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, beliau berkata:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Dua buah kalimat yang ringan di lisan namun berat di atas timbangan dan dicintai oleh ar-Rahman. Yaitu subhanallahi wa bihamdihi, subhanallahil ‘azhim [Maha suci Allah dan dengan senantiasa memuji-Nya, Maha suci Allah yang Maha agung].” (HR. Bukhari dan Muslim)

[lihat al-Kalim ath-Thayyib, tahqiq al-Albani, hal. 63]

Dari Abdullah bin Busr radhiyallahu’anhu, beliau berkata:

Ada seorang lelaki yang berkata, “Wahai Rasulullah! Sesungguhnya syari’at-syari’at Islam telah banyak berlaku padaku. Oleh sebab itu kabarkanlah kepadaku sesuatu yang bisa aku jadikan sebagai pegangan.” Beliau menjawab, “Hendaknya lisanmu senantiasa basah dengan dzikir kepada Allah.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hiban, dan al-Hakim)

[lihat at-Targhib wa at-Tarhib, Jilid 2 hal. 611]

Dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id radhiyallahu’anhuma, mereka berdua meriwayatkan:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah suatu kaum duduk sembari berzikir kepada Allah kecuali malaikat akan meliputi mereka, rahmat menyelimuti mereka, ketenangan turun kepada mereka, dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di hadapan [malaikat] yang ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah)

[lihat at-Targhib wa at-Tarhib, Jilid 2 hal. 620]

Dari Jabir radhiyallahu’anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

Beliau bersabda, “Seutama-utama zikir adalah ucapan laa ilaha illallah, sedangkan seutama-utama doa adalah ucapan alhamdulillah.” (HR. Ibnu Majah, Nasa’i, Ibnu Hiban, al-Hakim)

[lihat at-Targhib wa at-Tarhib, Jilid 2 hal. 625]

Dari Abu Musa radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Ucapkanlah ‘laa haula wa laa quwwata illa billaah’, karena sesungguhnya itu adalah salah satu perbendaharaan surga.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah)